Tuesday, February 06, 2007

PERJALANAN CAMELIA


Camelia sinensis atau lebih dikenal dengan nama teh ternyata melalui perjalanan yang panjang sebelum akhirnya sampai di meja, disajikan hangat-hangat sebagai teman bersantai pada sore hari. Dimulai dari tempat dengan ketinggian tertentu, antara 200-2000 meter dari muka air laut, tanaman ini ditanam secara berbaris dengan jarak 1 meter.

Daerah dengan curah hujan 1000-1250 mm per tahun dan memiliki temperatur 10-30 0C merupakan tempat ideal bagi teh untuk tumbuh dan kabut di pegunungan berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar matahari yang terlalu terik dan memberikan kelembaban yang sesuai, sehingga dedaunan dapat tumbuh dengan lambat dan tetap lunak. Dengan masa hidup produktif selama 50-70 tahun, tanaman teh dapat dipetik selama 7-12 hari dalam musim pertumbuhan, hanya pucuk tehnya saja lah yang dipetik oleh perempuan-perempuan pemetik teh.
Untuk tetap mendapatkan daun muda dengan kualitas yang baik, dilakukan pemangkasan setiap 4-5 tahun, disamping menjaga ketinggian pohon agar tetap maksimal 1 meter agar mudah di petik. Jika dibiarkan tanpa pemangkasan, Camelia dapat terus bertambah tinggi hingga 12 m.

Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya sebagai tanaman hias. Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda membudidayakannya di Jawa dan menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat dalam politk Tanam Paksa (Culture Stetsel) pada pemerintahan gubernur Van Den Bosh.

Teh yang telah dipetik selanjutnya dibawa ke pabrik pengolahan yang biasanya jaraknya tidak jauh dari lokasi perkebunan. Tahap pertama, sesampainya teh kedalam pabrik adalah ketempat pelayuan, yaitu sederetan loyang logam (wire mesh ) yang dibawahnya terdapat ruangan kosong yang berisi aliran udara panas. Dengan lama waktu 9-12 jam, teh dibiarkan di tempat pelayuan agar kadar air yang terkandung dalam teh dapat berkurang hingga 70%. Selanjutnya teh yang telah dinikmati oleh manusia sejak tahun 2737 sebelum masehi di daratan China ini dimasukkan kedalam mesin penggilingan yang mempergunakan pisau yang berputar dengan kecepatan tinggi. Setelah itu masuk kedalam 4 mesin pencacah secara berurutan hingga menghasilkan potongan daun teh yang halus dan seragam.Dari proses penggilingan, teh melalui proses fermentasi. Proses fermentasi atau juga disebut proses oksidasi merupakan suatu proses dimana enzim-enzim yang ada di dalam daun teh bersentuhan dengan udara dan mulai teroksidasi. Hal inilah yang menghasilkan bau, warna, dan mutu dari teh. Proses ini lah yang menjadi pembeda antara teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh hijau tidak melalui proses fermentasi atau kalaupun melalui proses ini namun dalam waktu yang relatif singkat, teh oolong mengalami fermentasi sebagian dan teh hitam mengalami fermentasi atau oksidasi secara penuh. Pada proses yang memakan waktu kurang lebih 2 jam ini daun teh berubah warna dari hijau, menjadi coklat muda, lalu coklat tua, dan perubahan warna daun ini terjadi pada temperatur 26 derajat.Melalui sabuk konveyor dari wadah fermentasi, teh masuk kedalam proses selanjutnya yaitu pengeringan. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air hingga 2% juga untuk menghentikan proses oksidasi/fermentasi yang terjadi. Setelah melalui proses pengeringan, teh masuk kedalam proses penyaringan. Teh masuk kedalam beberapa alat penyaringan yang memilah teh berdasarkan kualitasnya yang dapat dibedakan dari ukuran partikel teh yang tersaring. Teh yang berkualitas baik menurut ahlinya memiliki rasa yang agak sepat, dan itu biasanya diperoleh dari daun-daun teh muda yang dipetik hanya sejumlah 3 helai dari pucuk. Sementara teh yang banyak mengandung batang memiliki aroma yang harum yang ternyata teh yang seperti ini merupakan teh kualitas rendah.

Untuk melakukan kontrol terhadap kualitas hasil proses berjalan, dilakukan pengujian terhadap teh yang telah di kelompokkan berdasarkan kualitas tadi. Pengujian ini dilakukan dengan mencicipi rasa dari setiap kelompok kualitas teh, yang dilakukan oleh orang yang memang sudah berpengalaman dalam membedakan rasa. Sehingga tersaji teh dalam berbagai rasa yang khas .(Disarikan dari berbagai sumber)